Sometimes i wish i’d never be born at all

sayasiapa
3 min readMay 1, 2020

Ga ada banyak puisi atau kata yang menari disini,

Bebas mau nilai apa tentang ini caper kah apakah, aing cuman ingin tumpah.

Cuma curahan seorang anak dikeluarga yang terlihat teman-teman selalu baik-baik saja, bahkan untuk beberapa orang bertemu ayah adalah hiburan yang cukup murah.

Entah mulai dari mana tapi sumpah semenjak wabah sepertinya aliran mulai terlihat terpecah,

di pikiran mamah yang mungkin bilang ke aku “kamu kemana saja, apa kita baik-baik saja?”

Rumah sangat tidak ramah belakangan ini, ya ia menjadi terbelakang yang buat diri seperti hanya ingin membangkang.

Di ayah yang selalu bersama adik dari ibu yang lain, dan dia tinggal dirumah,

dan aku dengan ibu yang sahur di meja makan berdua.

Sudah bercerai dengan ibu tiri dan seberapa hebat ibu yang mampu terima anak ini dengan beban yang bahkan mahameru pun tak mampu pangku.

Dan aku yang selalu mengekspose keluargaku ke media sosial, yang lagi itu hanya sanggahan dari kekalahan yang terus mengintai mulai 10 malam.

Kekasihku tau aku tak pandai bercerita dan selalu loncat-loncat tak tau prolog dan aturan semacamnya,

Tapi sumpah aku hanya ingin tumpah tolong, Tuhan Sudah!

Sumpah inilah mengapa aku sangat takut kehilangan teman-temanku dan kamu ghe.

Apa bisa kelak saat masalah meluap aku tetap tegak? atau hanya gelap di sudut-sudut otak yang semakin hari semakin gelap?

Teman-teman takut bertemu dan mungkin sama-sama rindu soal berbagi kebodohan atau bahkan bicara soal masa depan,

Videocall bukan kunci jawaban yangbisa buatku masuk SMA Negeri,

Bangga? Sangat! tapi ini bukan suatu yang organik.

Aku rindu hinaan itu bersarang langsung dengan tatap sebagai intuisi yang selalu tak mengenal batas caci, aku kangen semua barudak kios, suke, kmj dan semua yang menurut aing punya major impact.

Dan kamu

Seseorang yang berhasil buat seimbang curah.

Tahukah mamah begitu sumringah saat akhirnya aku bisa berkomitmen setelah ia tahu semua ceritaku yang selalu berakhir menyia-nyiakan afeksi dari orang lain.

Tak peduli apapun yang hanya ingin ia lihat mungkin senyum anaknya yang buat ia bertahan selama ini, yang buat ia tetap berdiri walau kepercayaan berubah seperti umpatan yang dianggap ringan seringkali, maaf jika teman-temanku sering menghina keluarga ini, aku butuh itu. Setidaknya semua yang tragis bisa bisa berubah menjadi tawa yang kelebihan dosis.

Kembali ke kamu, sumpah semenjak pertama aku pasrah lalu kau beri serapah bahwa kita sama-sama temukan rumah, Tuhan sudah lama teras ini tak di urus dan terlihat begitu sumringah.

Tapi ditengah karantina yang lagi seringkali buat kita goyah, semua seperti memaki setiap malam, seberapa kuat ku coba lawan, yang ada hanya lemas dan tak hilangkan cemas,

Kau yang terkadang entah siapa, berubah begitu cepatnya yang selalu buat aku kewalahan, dan kadang “Tuhan sumpah aku yang jaga dan pasti bertahan, tapi terkadang emosimu selalu berlebihan.

Entah harus seperti apa agar semua baik-baik saja, pikiranmu yang selalu berkeliaran dan selalu kumaafkan,

Lalu aku pun terkadang berlebihan, kamu selalu hilang seolah aku adalah lelucon dan kebodohan yang telah kau aminkan.

Lantas aku harus apa,

Ayah, Ibu, Adik, Kamu, teman-temanku semua sekarang hanya ada dilayar,

Tak bisa tukar sentuhan tuk beri penenang,

Muak,

Nonton world of married aja aing jadi rudet ke ayah sekarang-sekarang ditambah blok yang muncul semenjak wabah,

Dan saat ingin pulang dan tumpah, rumah yang satu sama-sama punya kesibukan dan hanya saling mendoakan semoga sehat selalu dan bisa kembali bertemu,

Lalu rumah ku yang baru seringkali tak izinkan masuk tuk sekedar tidur malam ini, sumpah aing nangis anjing harus gimana, gabisa kemana-kemana, gabisa tumpah, jadi maaf kalo aing nulis ini dan mungkin ada yang baca dan gaberkenan silahkan,

Aing sehat mental sumpah, cuma cape anjing tolong kenapa semua datang barengan dan aing yang kepoan dan suka ikut campur masalah orang, bacot sana sini ngasih tau a,b,c,d untuk masalahnya seolah olah aing standup comedian atau bahkan pembicara yang buat semua bermimpi akan raih kesuksesan. Aing ga ada apa apanya, aing tau aing 0, aing tau aing selalu nolak kekalahan, tapi kali ini telak anjing, gakuat bangsat.

Semua rumah nampak tak ramah belakangan ini,

Bahkan untuk sekedar rebah aku seperti orang asing yang pertama kali injakan kaki di entah berantah,

Pulang hanya temu palung yang sangat dalam di aku yang tak bisa berenang,

Mati perlahan.

Maaf kalo ada yang harus tau masalah aing, ingin meluk orang-orang yang aing sayang sumpah aing sayang maneh pisan gamau kehilangan maraneh,

Maaf terkadang aing berlebihan dan sekarang juga, maaf untuk yang baca dan aing post juga, aing belum pernah gini seumur hidup dan mungkin sekarang puncaknya, maaf pisan semua.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

sayasiapa
sayasiapa

Written by sayasiapa

this is my pieces of silhouette

No responses yet

Write a response