Semua limbah yang pernah tumpah di sungai pribadinya seakan gentayangan di satu titik walau hanya 14 detik.
Maaf, semua seakan selalu berisik.
Tapi sumpah, di kepala ini tak pernah henti datang walau hanya mendung berakhir sedikit gemercik.
Mata seperti ku tak hanya satu,
Mungkin temanku, temanmu, entah siapapun penggemar beratmu yang jelas aku nomor satu.
Takut, pandangan-pandangan itu menari bukan sebagai puji, tapi fantasi.
Karena dulu aku korban imajinasi,
Dan semua temanku mengamini,
Takut Tuhan beri sanksi,
Karena royalti tak diberi garansi.
