di toko toko yang tutup,
jalanan-jalanan seolah baru mandi junub,m.
beberapa pulang tak bisa temu kecup,
melawan kota yang tiba-tiba ramah saat bayangan kuah opor muncul di sujud.
Gedung-gedung pencakar langit akhirnya mekar,
Seolah membuang isi perutnya yang penuh mimpi para perantau,
juga segala “aku sentris” yang dibawa pulang untuk pertarungan adu igau,
entah lacur di yang katanya sudah bukan Ibu Kota, juga jalang yang mati-matian di Dewata.
Pulang lebaran berarti bibir jurang,
Obrolan bujang, lahiran, tabungan, liburan, pencapaian, selangkangan dan segala yang dibalut maaf maafan.
Kontol,
taruh bibir dan cepat tuang,
Kita semua malin kundang jika sama-sama telanjang,
atau parahnya sangkuriang?
Selamat lebaran,
Mari jaga waras setelah salam-salaman di tempat bala aduan!