di — Replika Januari
1
Tenang, sehabis hujan masih banyak lalu lalang di persimpangan yang akan keringkan lantai abu mu. Tak apa, kata iklan “berani kotor itu baik” bukan?
2
di 5, pohon menundukan kepala mendengar riuh yang telah kau simpan jauh-jauh, ombak itu ingin labuh di pantai-pantai yang coba bunuh laut pribadinya.
3
Setelah matahari seharian berganti posisi, lalu lalang berganti secepat kau kehilangan kesadaran saat mulai tenggak kekalahan. Senja mu adalah isyarat puan, tatap itu langsung menusuk tanpa harap, hanya ingin kau selamat.
4
Puan sangat inginkan laut merah, padahal ia hanya melihat rambut lautnya. Tuhan jangan, ini bukan merah yang punya arus tenang dengan kadar garam 40%, ini darah dari mereka yang tumpah bersetubuh dengan dirinya sendiri, dari cemas yang tak pernah seindah kisah sinterklas. Semoga selamat, awas kehabisan sungai di tubuhmu yang kau pilih bermuara di laut merah. Pesisir selalu siap terima gelombang penuh amarah
5
Dan aku, bertaruh dalam angka yang ia hitung. Tunggu jumlah dari berapa domba yang ia hitung sebelum tidur.