Perihal menerjemahkan, kukira aku adalah lampu tidur penghantar lelapmu.
Ternyata aku adalah lampu kamar yang dinyalakan ibu setiap jam 5 pagi, yang buatmu menggerutu, menghela nafas lalu berbisik kecil "aku benci hidupku".
Sama.
Dan puisi ini ternyata masih menjadi aku setelah kukira tulisan ini telah mati di gedung design.
As always Ji, trying to be something
but in the end you’re nothing.