sayasiapa
1 min readJun 6, 2020

Ini kesekian kali,
Saat kita yang tiba-tiba jadi pendiam lalu berdamai tuk asingkan segala kemungkinan.

Saat marah berubah ramah dengan satu pelukan,
Semua masalah diredam hanya dengan satu tatapan,
Dan kesalahan-kesalahan yang kita bawa dalam satu map masing-masing,
Map mu adalah jawaban hakim di berkas ku yang isinya ajukan banding.

Hari itu aku tak mau lagi bermimpi,
Hingga lembar pertama dari map itu kau baca,
Lagi ekspektasi tak sesuai realita,
Katamu "ayo kembali menjadi kita",
Di aku yang mengira kita tak akan pernah lagi seiring.

Kita kembali lewat jeda,
Seolah kau pesulap dengan mantra abrakadabra,
Dan aku penonton yang kehabisan kata.

Angin besar di siang hari tutup jendela dengan tegas di lantai 16,
Maaf tuk besi-besi yang tak lagi sama, itu sedikit berkarat karena air yang turun dari mata saat tatap kosong tumpah di cakrawala,
Semoga kunci tak lagi hilang bautnya,
Semoga ruang ini kembali kedap suara,
Terimakasih bersedia kembali bersua,
Berdua.

Ghea.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

sayasiapa
sayasiapa

Written by sayasiapa

this is my pieces of silhouette

No responses yet

Write a response