Dan setiap hari yang selalu kau tanyakan,
“Aku cantik ga? “
“Aku ga worth it ya? “
“Maaf aku kurang ga kaya cewe kamu dulu”
Dan semua yang selalu tiba tiba rasuk tatap lalu pura-pura tanpa berseteru,
Sumpah aku tumpah tanpa justru.
Permukaan mu ayu namun setelah burung gereja kedelaman menderu sendu.
Atau pagi mu yang enggan buka halaman baru,
Tenang, ada aku.
Ranum mu ialah paketan terbit dan tenggelam di Prau,
Di maghrib mu yang 10 malam,
Tak perlu takut dengan warnamu saat petang,
Senjamu pulang,
Dan jatuh di laut pribadi dengan langit yang tak lagi ingin temu gerawan,
Semoga pertanyaan-pertanyaan itu berkurang tanpa ucap aman.
Di kita yang seringkali dijebak hujan,
Langitmu ialah titik-titik 14 detik di mereka yang ketagihan,
Dan aku yang depan!