Bhineka tinggal duka,
Mungkin sebentar lg byk karangan bunga”telah berpulang”depan singgasana,
Tebar pesona layaknya Rommy Rafael hipnotis layar kaca.
Kaca terlanjur pecah,kerikil lukai langkah.
Sayat perlahan, ratus ribu kaki tumpahkan darah ditanah.
Dan ia masih sumringah.
Berbondong-bondong mereka pergi ke rumah sakit tuk buang nanah,
Sialnya dokter pun hanya tertawa dan katanya “hah? Maaf sekali saya lupa cara bedah. “
Tak ada yang mati, namun tetanus paksa setiap diri tuk amputasi.
Luka itu abadi dan gentayangi.
Dan lagi “si ramah” tak peduli
Terima kasih Tuhan itu hanya mimpi buruk, tapi sumpah itu terasa sangat nyata.
Jangan menyerah dan berakhir
Turut Berduka, Nusantara.