Air mata kering di mesin air yang selalu ayah suruh pancing agar mengalir.
Semua terlihat wajar sepertinya saat titik 14 detik mu ungkit kekalahan yang juga masih ajukan banding,
Tak sengaja ku mampir, sayang hanya kuat kurang dari 10 detik berdiri di dalam daring,
Ternyata aku orang asing.
Terlalu jauh untuk kata saling,
Terlalu dekat untuk kata paling.
Hanya diam, disetiap kata sayang berakhir amin.
Semua rayuan yang mulai kembali mengalir, lebih menusuk dari mood mu yang sering kali turun naik.
Takut,
Kata-kata itu buat gemetar,
Hanya harap semua itu benar keluar dari akar,
Bukan belukar yang seminggu sekali tumbuh lalu kembali dibongkar.