3 Tahap Semai Damai di Usia Genting

sayasiapa
2 min readMar 24, 2023

Usia genting mungkin layaknya 25–30, pendapatku.

Tahap pertama,

Ambisi mulai kehabisan bahan bakar tuk sekedar percikan nyala mesinnya.

Resolusi tiap tahun tak ubahnya doa ustadz abal-abal yang minta investasi miliaran,

Sementara kita cari jawaban atas doa yang tertinggal di tumpukan bil senopati, didalam tenggakan terakhir baccardi, atau sialnya intisari.

Dibalik malas dan dosamu ada doa Ibu yang terbuang” kata temanku.

Seribu patokan bertebaran di atas lingkar instagram,

Pencapaian, Kendaraan pribadi, Rumah sendiri, Keluarga Baru, dan semua yang menguap membengkak di isi otak.

Belum beban anak pertama tentang segala “iya Yah” sebelum sentuh 30.

Tahap kedua ialah kebencian terhadap diri sendiri atas kekalahan yang diterima berkali-kali.

Belum teman-teman yang pergi tuk lanjutkan studi, mimpi dan aku yang masih haha hihi.

People come and go adalah jargon di tahun ini.

Aku tidak jauh dari rasa syukur, namun rasa tak pernah selega ketika terima kabar datang bulan dari kesayangan.

Lalu kembali bercinta dan menjilat Tuhan, iya bukan?

Entah di kotak apapun itu, teman, percintaan, profesional, genting buat kita menurunkan kepala dan kembali foya-foya seiring semua kacau mereda.

kontol! aku dan kalian.

Tahap 3,

Duduk di taman kota sendirian,

Ditemani kopi kemasan yang berisi keluh dari orang-orang yang ada di gedung depan.

Apakah mereka telah berdamai? atau tetap melacur demi mimpinya yang katanya sedikit lagi sampai?

Seolah semua gedung itu berbicara dan berbisik

disana adalah tempat pelacuran terbesar, ada yang mimpinya jatuh di atas pencakar langit,

ada asi Ibu yang sengaja disimpan demi pemasukan bulanan,

juga lelaki dan wanita yang rela bola matanya ditukar dengan batang pohon berakar penuh rupiah yang jamin kehidupan.

Semua mata langit yang teduh berubah keruh paling lusuh,

Juga kerah sebagai kata pengantar mereka bertaruh.

Semua itu simpulkan bahwa genting membuat mereka berdamai,

Mungkin beberapa masih ada yang yakin bahwa dirinya adalah barang mahal nan laku yang pasti kena pajak cukai,

Sialnya beberapa sudah sadar bahwa mereka adalah barang bermerk bekasan, yang sedang gencar disita pemerintah,

dan terakhir

Semoga kita semua masih bisa melanjutkan mimpi saat anak kecil atau bahkan mimpi dadakan disaat semua hanya sisakan uang makan.

bangsatnya 2022–2023 ialah fase dimana semua orang ketakutan, yang bisa diceritakan tanpa perlu kata pertama Alkisah.

Sebuah tulisan ngasal dari seseorang yang mulai muak dengan segala kemungkinan

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

sayasiapa
sayasiapa

Written by sayasiapa

this is my pieces of silhouette

No responses yet

Write a response