1 Oktober 2020

sayasiapa
3 min readOct 1, 2020

--

Pukul 6 pagi saat sadar belum sepenuhnya terkendali,

Ibu kirim pesan “Mbah udah ga ada”

Kenyataan belum tampar perasaan sampai akhirnya pukul setengah sembilan aku sampai di Rumah Sakit.

Mbah di isolasi sejak hari sabtu dan seluruh keluarga telah di swab,

Belum sempat jenguk tuk sekedar melihat wujud, maut lebih dulu menjemput.

Pukul 6 dokter wanita mengatakan hasil swab belum ada dan keluarga menanyakan “ini hasil tes dibawa di lab mana” dan dokter menjawab di lab Unpad.

Selang 3 jam saat tepat aku datang ada seorang dokter lelaki yang mengatakan bahwa Mbah positif covid.

Keluarga terheran-heran karena hasil akan keluar 3 hari lagi dan dokter lelaki ini menyatakan Mbah positif yang mungkin tanpa dasar dan entah apa yang lelaki ini pikirkan.

Akhirnya pihak keluarga yang alhamdulillah mengenal wakil di lab Unpad tersebut menyakan hasil tes dengan nomer swab yang sudah dikantongi sejak pukul 6 pagi yang diberikan oleh dokter wanita,

Dan bangsat memang,

Ternyata hasil dari lab di Unpad negatif sedangkan ia bajingan yang berseragam seolah penyelamat nyawa bilang bahwa mbah positif dan harus dikuburkan sesuai prosedur covid.

Anjingnya realita terbuka disini,

Berapa ribu orang yang tidak mempunyai link untuk segera tahu hasil swab tapi maut lebih dulu menjemput keluarga yang mereka cintai?

Berapa orang yang harus menerima tidak bisa memandikan, menyolatkan, bahkan memasukan almarhum atau almarhumah ke tempat peristirahatan?

Berapa orang yang harus mengeluarkan nominal lebih untuk kematian yang sebenarnya “dipalsukan”?

Bukan ingin fitnah atau apapun, apakah beberapa dari dokter mengharapkan kompensasi untuk RUmah Sakit dengan membuat orang yang tidak positif menjadi positif?

Atau memang sudah pasrah dan asal simpulkan?

Tapi anda dokter bajingan, tanggung jawab anda besar!

Akhirnya dokter lelaki pun hanya bisa diam dan pihak keluarga memilih untuk menguburkan mbah terlebih dahulu baru setelah nya kami akan ber urusan dengan para bedebah yang seolah malaikat penyelamat.

Tidak menutup mata banyak dari mereka yang mati-matian berjuang melawan covid hingga timbul ratusan bahkan ribuan korban dari dokter yang bertugas.

Apakah si bangsat tidak malu dengan rekan-rekannya yang berjuang habis-habisan tapi ia mungkin hanya berfikir cuan?

Belum mbah yang tidak bisa dikuburkan dengan normal dan katanya harus tetap sesuai protokol covid karena si bangsat awalnya bilang positif.

Setelah sampai di TPU saya dan paman menjelaskan kronologi dirumah sakit dan ternyata mbah dikuburkan di pemakan umum bukan dengan pasien covid dan bisa dipindahkan setelah penguburan sore nanti atau bahkan lusa atau seminggu setelahnya, dengan biaya 4 juta.

Lalu untuk apa?

Mbah orang baik, ia cuma ingin beristirahat,

Lalu rumah sakit membuat kematian yang tidak layak dengan menggampangkan pemindahan kuburan,

Anjing memang,

Belum biaya penguburan yang serasa direstoran sambal ss, penggalian belum include tukang panggul, dll

Bahkan kematian seseorang memang menjadi ladang cuan,

Cepat mati bajingan.

Realistis,

dengan penanganan covid seperti ini,

Juga sistem yang tidak jelas dari pemerintah hingga rs,

Covid 19 selesai di Indonesia mungkin hanya khayalan,

Semoga anak-anak ku nanti bisa tinggal di luar negeri dan lebih baik menjadi WNA juga aku dan juga calon istriku nanti yang entah kapan,

Merdeka hanya untuk mereka yang punya uang,

Fakta hanya untuk mereka yang punya orang dalam,

dan untuk mereka yang mungkin tidak tau apa-apa tapi ingin menuntut keadilan,

Seperti mindset pemerintah selalu berkata kepada rakyatnya “who the fuck u think u are?”

Semoga mbah tenang, semoga tak ada lagi yang menjadi korban kelicikan di wabah ini, semoga cepat selesai walau aku tau ini tak lebih dari khayalan, semoga mereka yang dipermainkan bisa lapang atau bahkan balas dendam.

Semoga cepat menyusul Mbah orang-orang rakus yang memanfaatkan wabah sebagai wadah cuan.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

sayasiapa
sayasiapa

Written by sayasiapa

this is my pieces of silhouette

No responses yet

Write a response